Sabtu, 08 November 2014

Saatnya Hapus Kurikulum tentang Proposal yang salah kaprah

Rekan Netter,
Saya ingin mengajak anda sejenak untuk mengenang masa - masa sekolah dulu. Coba ingat pelajaran bahasa Indonesia tentang pembuatan proposal. Kemudian coba ingat bagaimana implementasi proposal kegiatan yang diajarkan oleh guru pembimbing sewaktu kita sekolah dulu... ( tapi kalau yang gak aktif di organisasi, kecil kemungkinan memiliki pengalaman pembuatan proposal kegiatan,,, heeeee ).

Dulu, kalau membuat proposal selalu ada pos dana lain - lain. Nah apa - apa yang dianggap belum jelas pengeluarannya selalu dimasukkan dalam cakupan dana lain - lain. ( Tentang pengkajian dampak adanya dana lain - lain silakan baca pada artikel sebelumnya ).

Proposal tempo dulu yang diajarkan dan dipraktikan dalam kegiatan, dana tidak boleh sisa. Kalau sampai sisa malah dianggap salah oleh atasan. Untuk itu kalau dana sudah turun, dalam laporan harus habis. Nah inilah yang saya maksud salah kaprah. Karena memaksa kita selaku yang menjalankan suatu kegiatan untuk menggunakan dana yang sebenarnya sisa untuk kegiatan lain atau penyalahgunaan.

Rasanya sangat kecil peluang jika dana kegiatan itu akan habis persis sesuai proposal. Kemungkinan pertama adalah selalu sisa, kemungkinan kedua adalah kurang dan kemungkinan ketiga adalah impas. Oleh sebab itulah sekolah dan pihak yang berkompeten dalam membimbing generasi muda untuk lebih berwawasan dengan ideologi kejujuran dan budaya transparansi.

Dana kegiatan itu tidak harus habis. Jika habis tidak apa, dan jika sisa kita semua harus bersyukur, bukan malah dimarahi jika dilaporkan masih ada sisa. Jika habis, harus lebih dikejar secara detail penggunaanya, jika sisa maka itu lebih bagus.

Sekian dulu yah temen - temen.
Semoga yang sedikit ini bermanfaat untuk kita semua
Amiin.

Salam Sukses
Sugeng Prayitno

Tidak ada komentar:

Posting Komentar